Nostalgia Retro

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:55 WIB
Nostalgia Retro
Nostalgia Retro
A A A
NOSTALGIA pada masa retro tahun 1970-an kembali tampil mendominasi fashion musim semi/panas 2015. Tampilan ini hadir di catwalk New York, London, Milan, hingga Paris seperti yang dikemukakan Tom Ford, Prada, Emilio Pucci, hingga Gucci yang begitu terinspirasi dengan semburat sepia.

Lagu bernuansa folksydari Joni Mitchell pada tahun 1974 berjudul Help Me muncul mengiringi sebagian catwalk dari Derek Lam, menggambarkan wajah retrobusananya. Tentu saja, itu bukan yang pertama atau kedua kalinya kita melihat kebangkitan retro.

Pada 2011 silam napas retrosempat mengemuka dengan debut dari Christopher Kane. Selanjutnya muncul inspirasi tujuh puluhan dengan gaun panjang dari Marc Jacobs yang menyelinap di atas catwalk-nya. Kemudian pada musim gugur/dingin 2014 sebuah mantel berpotongan A line dan hemlines minim di label Louis Vuitton lewat getaran awal tahun 1970- an ikut muncul.

Lalu diikuti Saint Laurent yang mengambilnya dalam busana yang lebih ready-to-wear. Dengan cepat napas retro 1970-an, ikut melaju di koleksi resor label Miu Miu yang memamerkan rajutan, termasuk bell-bottomsdari Giambattista Valli. Jadi, bukti apa lagi yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa retro memang kembali lagi?

Namun, sekarang gaya retro tidak harus sepenuhnya mirip dan berkobarkobar dan merasa seperti kostum. Musim ini kembali tampil gaya retro yang berada di relnya. Dan, entah mengapa para desainer juga begitu terinspirasi oleh isi lemari tahun 70-an? “Kita hidup dalam sebuah generasi saat mode begitu banyak melihat sisi nostalgia,” kata Jonathan Anderson, salah seorang desainer dikutip dari .

Karena itu, pada dasarnya generasi saat ini seperti dalam kondisi tidak mencoba untuk membuat sesuatu di luar dari yang ada sebelumnya dan mengetahui seberapa cocok itu. Dengan titik referensi budaya, menurut Anderson, orang-orang juga cenderung terjebak dengan mode masa lalu yang mengingatkan pada sesuatu saat itu.

”Ini mengikuti teori James Laver bahwa sebuah busana terlihat kembali dalam siklus tahun 30-an atau 40-an,” kata Judith Watt, sejarawan fashiondan kepala dari jurnalisme mode di Central Saint Martins dikutip dari sebuah situs. Watt menilai Louis Vuitton bermainmain dalam art nouveau, printed antik yang terinspirasi Liberty dan bahan beludru.

Pada penampilan itu definisi tentang 70-an tersebar dengan visi David Bowie dan Ziggy Stardust pada musim panas 1976. Tujuh puluhan adalah masa kekacauan dan revolusi, serta bukan rahasia bahwa krisis dan pergolakan ikut mengembangbiakkan kreativitas. Mempertimbangkan stagflasi ekonomi dan munculnya gerakan punk, atau Perang Vietnam dan John Lennon lewat Give Peace a Chance.

Sementara saat itu, perempuan menyirami diri dengan opium, bau busuk sampah yang meresap di jalan-jalan, otoritas dari pemogokan lokal yang berdemo. Namun, perempuan pada masa itu juga berdansa dengan lampu disko di sebuah kelab malam. Sebaliknya pada masa 70-an yang cenderung terjadi pergolakan justru rumah mereka sendiri mengalami krisis listrik karena keadaan negara yang kacau.

Karena itu, Rebecca Arnold, seorang sejarawan fashiondi Courtauld Institute of Art, menyebutkan bahwa tetap ada masa-masa indah yang dikenang dan itu diambil inspirasinya oleh para desainer yang tampak seperti nostalgia. Jadi, apa yang harus terlihat pada masa depan tentang mode di atas catwalk selanjutnya jika tidak mengambil inspirasi dari era sebelumnya?

Barangkali orang-orang akan mengharapkan desain inventif dengan sedikit ruang sporty. Sebaliknya kita juga mengharapkan masa depan mode untuk didefinisikan dengan melewati apa yang telah terjadi sebelumnya ke dalam sebuah prisma baru. Prada, misalnya, telah banyak menemukan dan membuat kebaruan dari masa lalu ketika rumah mode itu mengambil inspirasi dari material kain abad ke-18 dan mengungkapnya dalam siluet tahun 1970-an.

Dengan kombinasi yang para desainer punya, mereka tetap akan menghasilkan sesuatu yang baru. Fashionakan melompat ke masa depan dengan sisi masa lalu yang diperbaharui, dan sepertinya itulah yang akan terus dilakukan para insan mode.

Dyah ayu pamela
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0815 seconds (0.1#10.140)